Pertemuanku Dengan Luka
Pada pertemuan kita yang tanpa sengaja,
Kamu dengan percaya diri menyapa dan
tanpa berpikir panjang bertanya kabar.
"Bagaimana kabarmu?" kau bertanya
"Cukup sehat untuk terlihat baik baik saja" kataku
"Lalu bagaimana kabarmu?" aku balik bertanya.
Yang kutau kau pasti jauh lebih baik.
Untuk beberapa waktu kau terdiam
Mengabaikan pertanyaanku
Menatap lekat bening mataku
Kuyakin saat itu cahayanya tepat hanya memantulkan
bayangan dari matamu.
aku tersenyum lalu berkata
"Jangan merasa bersalah untuk merasa baik-baik saja"
Kau masih menatap mataku, dan jauh dari kata tersenyum.
"Dia merawatmu dengan sangat baik" lanjutku.
Setidaknya aku masih cukup waras untuk
tidak memukul pundakmu saat itu.
Seperti yang biasa aku lakukan
Setiap kali aku merasa salah tingkah
karna tatapanmu yang terlalu dalam.
Kau senang sekali menggodaku seperti itu
Aku terlihat menggemaskan
saat aku salah tingkah katamu.
Namun kala itu, bukan sepatah kata yang kau ucapkan
melainkan pelukan putus asa yang kau tancapkan.
Dan kurasakan cairan bening hangat mengalir dibahuku.
ya kau menangis,
Kau menangis seperti terakhir kali kita bertemu
untuk berpisah.
Tepat sehari sebelum kau melingkarkan cincin
di jari manis perempuan lain yang bukan aku.
"Maaf" katamu.
Sebelum akhirnya kamu melepas pelukan
kemudian melangkah pergi.
Bahkan setelah bertahun-tahun dari hari itu
luka batin yang tak kunjung menutup
jadi kian menganga.
Kau tau, Sekarang kamu bukan hanya pergi menanggalkan peluk
namun juga pergi meninggalkan luka. Lagi.
Catatan ini ditulis dalam keadaan merindukan patah hati
21/12/2021
DL
Komentar
Posting Komentar