3.1.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI - MODUL 3.1
3.1.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI - MODUL 3.1
Dewi Lestari – CGP Angkatan 11
SMKN 2 Teluk Keramat – Kabupaten Sambas
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Jawab :
Filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu sangat mengutamakan bagaimana cara guru agar suatu pembelajaran dapat berlangsung sesuai kodrat alam dan zamannya sehingga dapat berpihak kepada murid.
Pratap Triloka yang berbunyi Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan), Ing madya mangun karso (di tengah memberikan bimbingan), tut wuri handayani (di belakang memberi dukungan).
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka mengarahkan guru dalam mengambil suatu keputusan untuk menjadi teladan kepada murid dan juga mempertimbangkan keputusan yang diambil apakah sudah berpihak atau tidak kepada murid. Keberpihakan kepada murid juga harus mempertimbangkan apakah keputusan tersebut sudah memberikan teladan, bimbingan dan dukungan kepada murid. Keputusan yang diambil oleh guru nantinya akan dapat ditiru oleh murid oleh karena itu harus bijaksana. Keputusan yang diambil juga harus dapat memberikan ide-ide baru sehingga ide-ide ini akan memberikan suatu kekuatan agar keputusan yang diambil itu dapat dipertanggungjawabkan.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Jawab:
Nilai-nilai dalam diri kita itu mengaju kepada nilai-nilai kebijakan universal yang mana juga akan memberikan pengaruh kepada prinsip-prinsip dalam mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai dalam diri kita juga biasanya dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, masyarakat dan lingkungan dimana kita tinggal. Untuk mengambil suatu keputusan, tentu saja banyak hal yang harus dipertimbangkan dan banyak juga sisi pandang dan ketika keputusan sudah diambil bagaimana dampaknya kepada pihak-pihak yang telibat dalam keputusan itu.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Jawab:
Dalam pengambilan keputusan ternyata dapat diawali dengan melakukan kegiatan coaching dengan alur TIRTA. Melalui proses coaching dengan alur TIRTA yaitu dengan menentukan tujuan, mengidentifikasi tujuan, membuat rencana untuk mencapai tujuan, dan menyusun langkah-langkah yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah proses coaching ini terjadi maka suatu keputusan dalam diambil dengan efektif dan bijaksana.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jawab:
Berbicara tentang aspek sosial emosional seorang guru itu berkaitan dengan bagaimana guru memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab). Kelima aspek diatas menjadi pondasi awal bagi seorang guru untuk mengambil keputusan sehingga keputusan tersebut penuh dengan kesadaran (mindfulness) dan bertanggung jawab. Dengan pondasi tersebut, guru dapat mengidetifikasi paradigma dilema etika yang dihadapi sehingga dapat melakukan langkah-langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Jawab:
Dalam pembahasan studi kasus yang berpusat kepada masalah moral, murid dapat mempraktekkan kompetensi sosial emosional yaitu harus penuh kesadaran diri dalam mengidentifikasi studi kasus tersebut, bagaimana murid mengelola emosi diri, mengembangkan keterampilan berelasi dengan berdiskusi dengan murid yang lain dan pada akhrinya dapat mengambil suatu keputusan yang bertanggung jawab.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Jawab:
Keputusan yang diambil tentu saja harus dengan kesadaran penuh dan bertanggung jawab yang mana harapannya adalah agar terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Jawab:
Tantangan yang dihadapi dalam mengambil keputusan dalam suatu dilema itu terbentur dengan paradigma benar lawan benar sehingga perlu diidentifikasi terlebih dahulu paradigma apa yang digunakan dalam pengambilan keputusan tersebut. Setelah mengetahui jenis paradigma (individu melawan komunitas, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang) yang terlihat dari kasus dilema itu, maka selanjutnya untuk mengambil keputusan dapat melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Jawab:
Untuk menjadi individu yang merdeka maka kita harus bisa secara sadar tanpa ada pengaruh dari luar untuk mengambil keputusan yang bijak.
Cara guru memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda adalah dengan mengetahui kebutuhan belajar murid. Untuk menentukan kebutuhan belajar murid melalui kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Jawab:
Sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil suatu keputusan tentu dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Hal ini dapat berpengaruh maka dari itu perlu peninjaun jangka pendek lawan jangka panjang. Jika keputusan yang diambil hanya mempertimbangkan aspek jangka pendeknya saja tentu masa depan murid akan sangat memprihatinkan. Maka dari itu harus mempertimbangkan jangka panjang dari keputusan yang diambil.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Jawab:
Pada modul ini diajarkan tentang bagaimana cara mengambil keputusan khususnya dalam menghadapi dilema etika. Untuk mengambil keputusan tersebut, dapat melakukan proses coaching dengan alur TIRTA (modul 2.3). Untuk mengambil suatu keputusan juga harus berdasarkan kesadaran penuh dan bertanggung jawab (modul 2.2). Dalam mengambil suatu keputusan juga mempertimbangkan aspek kebutuhan belajar murid yang ditinjau dari kesiapan belajar murid, minat murid dan profil belajar murid (modul 2.1). Keputusan yang diambil juga diharapkan dalam menciptakan lingkungan yang positif dan menyenangkan bagi murid (modul 1.4). Keputusan yang diambil juga harus mencerminkan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran (modul 1.2) agar profil pelajar pancasila pada murid dapat terbentuk (1.2). Dan pada akhirnya keputusan yang diambil diharapkan dapat berpihak kepada murid dan dapat mengembangkan murid sesuai kodrat alam dan zamannya (modul 1.1).
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Jawab:
Yang saya pahami adalah ketika dihadapkan kepada suatu kasus, dalam menentukan apakah ini dilema etika atau bujukan moral maka dapat melakukan identifikasi paradigma yang digunakan apakah individu melawan komunitas, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang. Kemudian dari analisa kasus tersebut apakah terkandung salah satu dari empat paradigma yang disebutkan diatas. Jika ada paradigma yang digunakan, maka kasus tersebut adalah dilema etika. Selanjutnya dapat dilakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian untuk keputusan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Jawab:
Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah mengambil keputusan dalam situasi moral dilema yaitu dengan mempertimbangkan dampak jangka pendeknya seperti apa dan juga memperimbangkan jangka panjangnya dan rasa keadilan lawan rasa lawan rasa kasihan. Ternyata apa yang saya putuskan itu ada kesamaan dengan apa yang saya pelajari di modul ini yaitu terkait dengan empat paradigma dilema etika yaitu individu melawan komunitas, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Jawab:
Sebelum mempelajari modul ini saya tidak mengetahui secara mendalam istilah dilema etika dan bujukan moral tetapi saya hanya mengetahui bahwa hal tersebut tergolong suatu masalah atau kasus. Setelah mempelajari modul ini, saya mengetahui bahwa suatu kasus itu dapat tergolong dilema etika ataupun bujukan moral.
Sebelum mempelajari modul ini, ternyata tanpa saya tahu istilahnya saya sudah pernah menggunakan salah satu dari empat paradigma dilema etika yaitu jangka pendek lawan jangka panjang dan setelah mempelajari modul ini saya lebih mendalami lagi bahwa tentang empat paradigma dilema etika.
Sebelum mempelajari modul ini, saya juga sudah mempraktekkan beberapa langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan seperti mengumpulkan fakta, menguji benar atau salah, membuat alternatif beberapa solusi lain dan merefleksikan kembali keputusan yang sudah diambil. Setelah mempelajari modul ini, saya mengetahui lebih detil dan mendalam tentang sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Jawab:
Modul ini sangat penting sekali untuk dipelajari karena materi di modul ini sangat membantu dalam menyelesaikan suatu kasus yang dihadapi baik itu di lingkungan sekolah ataupun di masyarakat baik itu sebagai seorang individu maupun sebagai pemimpin nantinya.
Dengan mempelajari modul ini, sebagai individu maupun pemimpin saya dapat mengenali kasus yang saya hadapi tersebut apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral. Kemudian setelah mengetahui jenis kasus tersebut maka dapat ditelaah kategori paradigma yang terkandung dalam kasus tersebut apakah individu melawan komunitas, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang. Sampailah pada tahap pengambilan keputusan yang dapat dilakukan menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Komentar
Posting Komentar